MULTIKULTURAL DARI MULTIPERSONAL
Manusia membutuhkan manusia lain sebagai model dan pewujud gagasan bersama tentang dunia. Konsep bersama ini telah ada sejak dulu di Nusantara, kita telah berkomunikasi, bertukar hasil bumi hingga terjadi silang budaya meskipun tersebar di pulau-pulau yang berjauhan. Kehidupan multikultural telah mengendap, berakar dan menjadi keseharian manusia Indonesia kini. Tema besar multikulturalisme ini kami anggap menarik dan relevan untuk diangkat kembali dalam sebuah forum karya para illustrator nasional di sebuah pameran yang digagas oleh Bentara Budaya menuju ulang tahunnya yang ke 40. Multikulturalisme adalah rahmat dari Tuhan yang diberikan pada bangsa ini, bukan hanya indahnya namun kekuatannya sekaligus. Bogor merupakan kota yang menjadi pembuka rangkaian pameran ilustrasi bertajuk “Ilustrasiana” ini yang selanjutnya akan diselenggarakan di beberapa kota lain di Indonesia.
Bogor patut menjadi yang pertama karena tak hanya mencerminkan multikulturalisme yang nyata namun menunjukkan potensi manusia-manusia kreatif warganya. Melalui seni ilustrasi para ilustrator kota Bogor dan ilustrator dari kota lain memperlihatkan keragaman yang dibangun oleh karakter, pikiran, narasi dan cara MULTIKULTURAL DARI MULTIPERSONAL Beng Rahadian Kurator Pameran 7 representasi karya yang manusia yang berbeda-beda (multi personal) secara personal para ilustrator ini terkumpul dari berbagai latar belakang profesi yang berbeda-beda, mereka dipersatukan oleh satu bahasa yaitu bahasa visual.
Bangsa Indonesia patut mengingat pada kepemilikan semua jenis dan bentuk ilustrasi naratif dari gambar prasejarah di dinding goa, seni tradisi relief dalam pahatan batu candi, pajagong di wayang beber, wayang prasi pada daun lontar, buku-buku dan surat kabar yang terbit di jaman kolonial hingga poster dalam perjuangan merebut kemerdekaan yang diinisiasi oleh para seniman dalam Persatuan Ahli Gambar (Persagi). Gambaran linimasa ini meskipun sedikit namun mampu memperlihatkan betapa kuat, dalam dan melimpahnya ilustrasi di negeri ini, hingga kita bicara ilustrasi saat ini yang tumbuh dalam lingkungan media sosial yang terbuka. Pameran ini tidak dalam kapasitas untuk menarik relasi sejarah dengan apa yang terjadi di hari ini, namun setidaknya pameran ini mengarahkan kita pada sebuah titik pencapaian dari perkembangan ilustrasi yang muncul dengan riuh mewakili jaman dan tempat para illustrator ini tumbuh.
Para ilustrator ini meskipun berinteraksi di dunia maya sebagai warganet, namun peran mereka sebagai warga kota di lingkungan kultural dan alamiahnya masingmasing tidak akan pernah tergantikan dalam pembentukan karakter dan visi dalam berkarya, maka masih penting dan relevan kita membicarakan kota dan kedirian seorang ilustrator. Ilustrasiana berusaha mempresentasikan ilustrasi sebagai seni yang mampu mengambil jarak dari teks dan perbincangan formalisme seni rupa murni dan terapan, pameran ini mengumpulkan karya yang mengutamakan kegembiraan, keterbukaan serta kebebasan layaknya kehidupan multikultural. Selamat berapresiasi.
Beng Rahadian
Kurator Pameran