Dari Relief Candi Menjadi Benda Keseharian
Relief selama ini lazim ditemukan di candi-candi peninggalan masa lalu, terutama di Jawa. Di tangan perupa Dona Prawira Arissuta, seni pahat tradisional itu diadaptasikan menjadi hiasan untuk keramik fungsional sehari-hari masa kini. Hasilnya, benda yang berfungsi praktis sekaligus memiliki kandungan nilai sejarah.
Pada mulanya, Dona meneliti Candi Sojiwan di Desa Kebon Dalem Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Mengutip catatan di situs Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCG) Jawa Tengah, candi ini termasuk candi Buddhis yang diperkirakan dibangun antara tahun 842 dan 850 Masehi. Peninggalan bersejarah itu ditemukan tahun 1813 dan dilestarikan sampai sekarang.
Candi Sojiwan memiliki kekhasan, yaitu adanya sejumlah relief yang terpahat di kaki candi. Semua itu menggambarkan rangkaian cerita Pancatantra atau Jataka dari India. Isinya, pesan-pesan moral untuk membangun kehidupan yang lebih baik.
Kisah-kisah itu semakin menarik karena dituturkan dalam bentuk fabel-fabel dengan tokoh bermacam binatang yang berperilaku layaknya manusia. Katakanlah, seperti angsa, kura-kura, garuda, kera, buaya, tikus, ular, serigala, gajah, kambing, singa, dan banteng. Hewan-hewan itu digambarkan dalam jalinan cerita yang hidup dan berhubungan dengan manusia.
Relief itu direkam oleh Dona. Rekaman itu lantas diolah lagi di studionya menjadi bentuk-bentuk binatang yang lebih lucu, imut, dan agak menggemaskan. Gambar itu lantas direka-reka sebagai dekorasi untuk berbagai model keramik fungsional, seperti peralatan makan dan minum.
Dona lantas membuat keramik, berupa set perlatan makan, seperti gelas, mangkuk, mug, piring, ketel, panci, atau pinggan. Setelah dibakar, keramik itu diimbuhi gambar-gambar warna-warni dari stilasi relief Candi Sojiwan tadi. Hasilnya unik: kemarik fungional dengan dekorasi cerita binatang yang diadaptasi dari relief candi.
Dalam karya ini, gambar-gambar hasil adaptasi visual dari masa lalu (Pancatantra) dipadukan dengan benda-benda keramik fungional sehari-hari. Benda-benda itu dapat dimanfaatkan untuk makan, minum, atau wadah makanan. Saat bersamaan, gambar-gambar binatang pada dekorasinya itu juga mengandung fabel yang saran pesan moral.
Serangkaian keramik itu menjadi bagian dari disertasi berjudul “Adaptasi Kisah Relief Candi Sojiwan dalam Media Keramik Benda Keseharian” oleh Dona Prawita Arissuta. Proyek ini menjadi bagian dari tugas akhir Program Doktoral Jurusan Penciptaan Seni di Pascasarjarna Insitut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Karya-karya dalam proyek itu kemudian juga dipajang sebagai pameran utuh di Bentara Budaya Yogyakarta, 4-11 April 2023. Selamat kepada Dona, semoga karya ini dapat mengantarnya mencapai kelulusan jenjang pendidikan doktoral. Terima kasih kepada civitas kampus ISI, dosen pembimbing dan promotor, juga kru Bentara yang bekerja sama mewujudkan pameran ini.
Palmerah, 2 April 2023
Ilham Khoiri
General Manager Bentara Budaya & Communication Management, Corp Com, Kompas Gramedia