BERLANGGANAN
Dapatkan informasi tentang Bentara Budaya langsung ke surelmu. Daftarkan dirimu sekarang!

Kembali ke Video

Selain andal menggoreskan seni kaligrafi Arab atau khat Alquran yang indah, Didin Sirojuddin getol membina generasi muda. Program itu digiatkan melalui Lembaga Kaligrafi Alquran (Lemka) dan Pesantren Lemka di Sukabumi, Jawa Barat. Dia juga aktif berkeliling Indonesia demi mendidik para peserta lomba kaligrafi pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ). Pembinaan itu diawali dari pengalaman pahit. Kali pertama mencoba membuka kursus kaligrafi di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1985, ternyata langsung bubar. Peserta kursus tidak kuat. "Semua materi terkait khat langsung dijejalkan kepada para peserta, jadi terasa sulit," kata Didin kepada Ilham Khoiri dari Bentara Budaya. Belajar dari pengalaman itu, Didin terus berusaha mengembangkan metode pengajaran kaligrafi yang rekreatif yang mencakup penguasaan kaidah gaya kalihgrafi, wawasan filsafat seni, serta tata warna seni rupa modern. Kini, sudah ribuan kaligrafer generasi baru yang dia lahirkan, terutama melalui Lemka, Pesantren Kaligrafi, serta pembinaan via MTQ di berbagai daerah di Nusantara. Beberapa santri berasal dari mancanegara, seperti Malaysia atau Oman. Bagaimana jatuh-bangun Didin membina generasi muda? Simak selengkapnya di Podcast Bentara Budaya.