Pameran Seni Rupa
“SATU TANAH, SERIBU KETANGGUHAN”
Bentara Budaya – ASTRA
Rangkaian acara:
Pembukaan Pameran: Kamis, 20 November 2025 pukul 16.00 WIB
Pameran Berlangsung: 21–29 November 2025 pukul 10.00–18.00 WIB
Diskusi Seni Rupa
“Sumpah Pemuda dan Seni sebagai Identitas Pemersatu Bangsa”
Jumat, 21 November 2025 pukul 15.00 WIB
Narasumber: M. Hilmi Faiq, Beng Rahadian, Emmy Go
Moderator: Ilham Khoiri
Workshop – Sabtu, 22 November 2025
1. Teknik Sablon Bareng Walid Basalamah
Peserta membawa bahan kaos/totebag masing2
10.00–12.00 WIB
2. Dibuang Sayang – Bersama PALAKALI Creative
Mengolah sampah kertas plastik menjadi karya seni
14.00–16.00 WIB
Tempat: Bentara Budaya Jakarta, Jl. Palmerah Selatan No. 17 Jakarta
“SATU TANAH, SERIBU KETANGGUHAN”
Bangsa Indonesia tidak pernah lahir dari jalan yang tenang. Sejarahnya adalah rangkaian guncangan, luka, dan krisis yang berkali-kali menguji daya tahan kolektif. Sejak masa kolonial, rakyat Indonesia menghadapi penindasan dan perpecahan, namun selalu mampu menemukan kekuatan bersama untuk bangkit.
Tonggak penting dalam perjalanan itu adalah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, ketika pemuda dari berbagai suku, agama, dan latar belakang mengikrarkan tiga tekad: satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Deklarasi ini menjadi simbol kesadaran resiliensi kolektif. Tanah air dipahami bukan sekadar geografi, melainkan simbol kehidupan bersama, ruang tumbuh, dan pijakan sejarah.
Namun, perjalanan setelah itu menunjukkan bahwa resiliensi bukan sekadar kata, melainkan praktik yang terus diuji. Dari revolusi kemerdekaan hingga pasca-kolonial, dari konflik politik hingga bencana alam, Indonesia berulang kali diguncang—namun selalu menemukan caranya untuk bertahan.
Pameran ini hendak menghadirkan refleksi estetis dan filosofis atas perjalanan itu. Melalui seni, pengunjung diajak memahami bagaimana bangsa ini menemukan kekuatan dalam luka, bagaimana solidaritas sosial menjadi sumber ketangguhan, dan bagaimana tanah air terus menjadi simbol persatuan.
Pameran ini merupakan kerja sama Bentara Budaya dan ASTRA yang keempat kalinya. ASTRA melalui Bapak Boy Kelana Soebroto, Chief of Corporate Affairs Astra, menjadi penyokong utama pameran Satu Tanah, Seribu Ketangguhan.
Dalam pernyataannya, Hilmi Faiq, kurator pameran ini menegaskan, “Kolaborasi antara Bentara Budaya, Kompas Gramedia, dan ASTRA adalah komitmen bersama untuk terus menyalakan semangat nasionalisme melalui seni. Ini bukan hanya kerja sama program, tetapi kerja sama merawat identitas bangsa.”
Pameran ini menghadirkan karya dari 27 seniman, yaitu:
Anjastama, Alfiah Rahdini, Aprililia, Asmara Wreksono, Audya Amalia, Cecil Mariani, Dessy Febrianti, Dikco Ayudya, Don Bosco, Putu Dudik Ariawan, Emmy Go, Fatih Jagad Raya, Hilda Alhaque Islami, Jitet Konstanz, Lena Guslina, Muna Diannur, Nanang Widjaya, Rabiatul Asqiah, Rb Ali, Saskia Gita Sakanti, Sekar Puti Sidhiawati, Setiyoko Hadi, Stereoflow, Tamar Saraseh, Vendy Methodos, Walid Basalamah, dan Zakka Nurul Giffani Hadi.