Pameran Tunggal
Indiria Maharsi
SPIRITUAL VISIONS
Pembukaan pameran: Jumat, 29 Agustus 2025, pukul 15.30 WIB oleh Prof. Drs. M. Dwi Marianto, M.F.A, Ph.D
Pameran berlangsung: 29 Agustus - 2 September 2025, pukul 10.00 - 21.00 WIB
Tempat: Bentara Budaya Yogyakarta, Jl. Suroto No. 2 Kotabaru, Yogyakarta
Pameran ini adalah kelanjutan dari pameran ‘Lelaku Neges Serah Sareh’ di Galeri Seni Prof. But Muchtar kampus Pascasarjana ISI Yogyakarta. Pameran tersebut merupakan bagian dari studi doctoral pencipta pada program Pascasarjana ISI Yogyakarta.
Bagi pencipta, ‘Neges Serah Sareh’ merupakan sebuah proses untuk mencari kejelasan dan penjelasan terhadap sesuatu hal yang penting agar menjadi lebih terang melalui serah diri kepada Sang Pencipta, namun tentu saja dilakukan dengan sabar, penuh kehati-hatian, dan ketenangan agar mampu mendapatkan hasil yang benar-benar mendalam. Proses pencarian tersebut bagi penulis merupakan sebuah lelaku.
Sebagai sebuah lelaku maka dengan demikian bisa dikatakan bahwa Lelaku Neges Serah Sareh merupakan perjalanan batin pencipta selaku peneliti dan pencipta seni dalam memahami bagaimana spiritualitas sangat penting dalam proses penciptaan karya seni rupa. Dalam konteks penelitian penciptaan studi doktoral, pencipta mengaplikasikan Lelaku Neges Serah Sareh melalui Spiritualitas Kewayangbeberan. Bagaimana Wayang Beber beserta segala hal yang melingkupinya dalam payung spiritualitas mampu membawa pencipta menuju kepada penemuan jati diri secara personal maupun jati diri dalam bentuk karya seni rupa.
Untuk itu, Lelaku Neges Serah Sareh pencipta aktualisasikan dalam wujud karya Trilogi Neges Serah Sareh yang terdiri dari; Trilogi pertama dengan empat karya berjudul 'Mula Bukane', 'Abot Sanggane', 'Sing Kepenak Wae', dan 'Eling'. Trilogi kedua berjudul 'Lebur'. Trilogi ketiga berjudul 'Manunggal'. Karya trilogi ini merupakan tahapan pemahaman spiritualitas pencipta melalui Spiritualitas Kewayangbeberan.
Khusus untuk karya trilogi ketiga, bagi pencipta merupakan karya puncak dimana spiritualitas yang pencipta dapatkan melalui pengalaman spiritual selama berproses menciptakan karya 'Manunggal' bisa dirasakan pula oleh audiens yang menikmati karya tersebut. Melalui keheningan yang meditatif di hadapan lukisan itu, para audiens mampu mendapatkan pengalaman spiritual yang berbeda-beda. Karya 'Manunggal' menjadi semacam jembatan penghubung atau media yang menghantarkan audiens bukan saja pada pengalaman fisik melalui indra namun juga pengalaman spiritual.
Sehingga dengan demikian, Spiritualitas Kewayangbeberan, Lelaku Neges Serah Sareh, dan karya Trilogi Neges Serah Sareh merupakan jalan pencipta menuju kepada pemahaman filosofis dan konstruksi metodis dalam penelitian penciptaan karya seni rupa berbasis spiritual.
Pameran ini seperti yang telah disinggung di awal, sebetulnya respon dari hasil pengamatan pencipta terhadap apa yang telah audiens alami dan rasakan pada saat menikmati karya ‘Manunggal’ pada pameran ‘Lelaku Neges Serah Sareh’ di Galeri Seni Prof. But Muchtar kampus Pascasarjana ISI Yogyakarta itu. Audiens pada saat itu banyak yang ‘melihat’ dan mendapatkan pengalaman yang belum pernah mereka rasakan selama ini. Seperti pengalaman ‘melihat’ gelombang air, wanita berambut panjang yang tengah menari, memasuki lorong, naik ke atas dan melihat awan, melihat cahaya menyilaukan, dan lain-lain. Pengalaman ‘melihat’ yang bersifat spiritual itu pada akhirnya pencipta sebut sebagai Spiritual Visions.
Spiritual visions adalah pengalaman di mana seseorang melihat peristiwa, gambar, pemandangan, atau simbol yang menyampaikan pesan dari dimensi spiritual. Pengalaman- pengalaman yang bersifat spiritual tersebut bisa terjadi pada saat meditasi, berdoa, tidur, atau bahkan saat terjaga. Spiritual visions ini seringkali terasa nyata dan berbeda dari mimpi atau buah pemikiran.
Ketika berada dalam momen tersebut, seseorang kadang merasakan sesuatu yang tidak biasa, terlepas dari dunia fisik yang dipijaknya dan memasuki dimensi baru yang tidak bisa dipahami maknanya dengan tiba-tiba. Dalam perspektif yang lain, spiritual visions merupakan bagian dari perjalanan batin seseorang ketika hati dan rasa dicoba untuk disatukan ke dalam kuasa-Nya, lewat laku meditasi dalam keheningan yang kontemplatif. Sehingga spiritual visions merupakan pengalaman yang sangat personal antara manusia dengan Yang Maha Kuasa.
Sehingga dengan demikian bisa dikatakan bahwa, karya seni rupa yang hadir dalam pameran bertajuk Spiritual Visions ini merupakan karya rupa yang diciptakan melalui lelaku neges serah sareh, sebuah lelaku yang menempatkan proses berkarya rupa sebagai bagian dari bentuk penyerahan diri kepada Yang Maha Kuasa. Mencoba menyerahkan seluruh daya energi kepada pemilik energi sesungguhnya. Menyerahkan pengalaman fisik, batin, dan spiritual melalui kepasrahan yang kontemplatif. Terdapat sembilan karya yang dipamerkan, yaitu; 'Mula Bukane', 'Abot Sanggane', 'Sing Kepenak Wae', 'Eling', 'Lebur', 'Manunggal', dan 'The Dance of Mother Ocean'. Selain itu juga 48 halaman komik yang menarasikan tentang Lelaku Neges Serah Sareh.
Khusus untuk karya yang bertajuk 'Manunggal' dan 'The Dance of Mother Ocean', audiens bisa mencoba untuk kontemplasi, hening sejenak di hadapan salah satu dari kedua karya tersebut untuk mendapatkan spiritual visions seperti yang telah dialami oleh para audiens yang menikmati karya ‘Manunggal‘ di pameran sebelumnya yang bertajuk ‘Lelaku Neges Serah Sareh’. Dengan demikian, karya rupa yang dinikmati tersebut tidak hanya menyentuh kepada dimensi fisik saja, namun membawa audiens menuju kepada pengalaman spiritual yang bersifat personal.