Pameran Komik “Graphic Memoir”
Agenda Acara:
Pembukaan Pameran: Kamis, 12 Juni 2025, Pukul 19.00 WIB
Pameran Berlangsung: 13–22 Juni 2025, Pukul 10.00 – 18.00 WIB
Workshop Komik Gratis:
“From Sketch to Comic” bersama Joël Alessandra (komikus asal Prancis)
Sabtu, 14 Juni 2025, Pukul 09.30 – 12.00 WIB
Pendaftaran: bit.ly/bb_workshopjoel
Seminar & Peluncuran Buku
Senin, 16 Juni 2025, Pukul 14.00 – 16.00 WIB
Topik: Wacana Graphic Memoir di Indonesia & Launching Komik “Mencari Kopi Flores”
Tempat: Bentara Budaya Jakarta, Jl. Palmerah Selatan No. 17, Jakarta Pusat
Merekam Kenangan, Menyuarakan Diri Melalui Gambar
Salah satu dari genre dari publikasi kisah pribadi itu adalah graphic memoir yang dapat diartikan sebagai gambar-gambar dan tulisan yang bercerita tentang kenangan/ peristiwa penting yang telah terjadi dalam hidup seseorang. Untuk memulai pemahaman tentang Graphic Memoir maka kita dapat menelusurinya dari maksud kata memoir atau dalam KBBI ditulis dengan kata memoar, yang dapat diartikan dalam dua hal yakni: (1) Kenang-kenangan sejarah atau catatan peristiwa masa lampau menyerupai autobiografi yang ditulis dengan menekankan pendapat, kesan, dan tanggapan pencerita atas peristiwa yang dialami dan tentang tokoh yang berhubungan dengannya. (2) Catatan atau rekaman tentang pengalaman hidup seseorang.
Sementara kata Graphic atau grafis dimaksudkan untuk menyebut bentuk teks, gambar, simbol-simbol yang disusun sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai penjelasan, penerangan atau penyampai pesan. Maka graphic memoir adalah sebuah cerita tentang kenangan dalam bentuk grafis. Sebagai sebuah catatan kenangan maka graphic memoir berupa cerita yang dapat dikemas dalam berbagai metode penceritaan (storytelling) semisal: graphic diary (catatan harian bergambar), journaling (menggunakan teknik kolase), story book hingga komik. Kenangan pada peristiwa masa lampau ini dapat terkait dengan kisah yang dialami oleh diri sendiri atau orang lain, dengan tema yang mengerucut seperti pengalaman masa kecil yang berkesan, titik balik dari perkembangan diri, refleksi diri/ renungan, kisah dalam keluarga, percintaan, penemuan pada sesuatu, cerita dari sebuah perjalanan, bahkan cerita sehari-hari biasa.
Kemunculan genre graphic memoir di Indonesia sajauh ini dapat kita telusuri dari tahun 2004 sejak Tita Larasati memamerkan buku diary nya yang penuh dengan gambar sekuensial di Eramus Huis Jakarta, sayangnya hingga saat ini genre graphic memoir tidak begitu populer seperti komik fiksi, namun tentu saja bukan berarti tidak ada. Wacana graphic memoir ini perlu dipetakan dengan menyajikan dan membahas karya-karya yang terbit hingga dua dekade terakhir dalam sebuah diskusi terbatas. Jakarta.
Bentara Budaya bekerja sama dengan Institut Français Indonesia (IFI) dan Deskov IKJ mempersembahkan pameran Graphic Memoir, sebuah eksplorasi visual tentang kenangan, momen kecil, perjalanan hidup, hingga cerita masa kecil yang dituangkan melalui medium komik.
Sebanyak 62 seniman berpartisipasi dalam pameran ini, terdiri dari 21 peserta undangan, termasuk 3 komikus asal Prancis dan 1 orang komikus Amerika, dan 41 seniman hasil open call serta perwakilan dari Deskov IKJ.
Peserta Undangan (urut alfabetis):
Beng Rahadian, Bram Kusuma, Cipta Croft-Cusworth, Coretanino, Desar Yuartha, Emmanuelle Lemaire, I Gusti Ayu Pitriani (Yupit), Ika W. Burhan, Jasmine H. Surkatty, Joël Alessandra (Prancis), Nugraha Pratama, Ramadhan S. Pernyata, Rani Pramesti & Cindy, Rod R. Driver(Amerika), Sheila Rooswitha, Simon Hureau (Prancis), Sylvain-Moizie (Prancis), Talitha Ali, Thomdean, Terra Bajraghosa, Tita Larasati, Yere Agusto.
Peserta Open Call & Deskov IKJ (urut alfabetis):
A. Pradipta, Agri Ginting, Alifya Shifa, Amir Muchtar, Balqis Azzahroh, Broygodoy, Canti, Christian Chandra, Dzakiyyah A, Emul Yono, Feyza Meutia, Genardi Atmadiredja, Hana Fathina Faaza, Hendra Bhakti, Ibnu Nafis, Ima Tri Kurniawati, Isa Horreg, Janitia Jasmine, Johannes Park, Joen Yunus, Kayla Aida Rohali, Kirey Putri Maheswari, Kurnia Harta Winata, Lanang Bagas Mafazi, Lukas Sakul, Made Jason, Mei Gisa, Nala Nariswari, Nisrina Ayu, Nucky Artha, Nur Syarifah Ismiya D, Nurina Susanti, Pandu Lazuardy Patriary, Panji Firman Rahadi, Prajna Puspa Arum, Rachmad Dwi Setiawan, Rahman Seblat, Robertus Kalis Jati, Rubianto Sinung, Saut Irianto Manik, Yofi Wasil Sibaweh.