Sebuah pameran yang mengaktualkan permainan anak-anak zaman dahulu, yaitu permainan gasing dan yoyo. Kedua permainan ini berbahan baku kayu dan cara bermainnya harus diputar dengan seutas tali. Permainan gasing di masa lalu tersebar di seluruh Nusantara mulai dari Pulau Sumatra sampai ke Pulau Alor dan Rote. Permainan gasing ini di setiap wilayah mempunyai nama sendiri –sendiri. Di Jawa Timur, kekehan, di Yogya, patu, di Sunda bansing, di Banyumas panggalan , sedangkan permainan yoyo nampaknya hanya nama itu yang dikenal karena yoyo ini cara membuatnya harus menggunakan mesin bubut kayu, jadi anak-anak tentu saja sulit membuatnya.
Bentuk gasing variannya cukup banyak, setiap daerah mempunyai bentuk gasing sendiri. Di Jawa ada 8 bentuk pokok dan yang paling banyak adalah di daerah Toraja, sekitar 32 bentuk gasing. Demikian pula di Kalimantan dan di daerah Batak .
Pada dasarnya bentuk gasing adalah bundar agak lonjong seperti telur dan di atasnya ada mahkota untuk menautkan tali gasing. Namun, bentuk gasing tidak semuanya seperti itu, ada yang segitiga kerucut, bulat, dan elips. Namun, yang pasti gasing-gasing ini harus bisa dimainkan atau diputar dengan sentakan tali gasing.
Jenis kayu yang dipakai untuk membuat gasing juga bermacam-macam tergantung daerah tersebut, seperti di Jawa banyak menggunakan bambu trotol, kayu mlandingan, sawo, jeruk, jambu, kesambi, kemuning, jati, wali kukun, trenggulun, laban, klengkeng, dan lain sebagainya. Tentu saja dipakai kayu yang agak keras dan berat agar kuat karena dalam permainan gasing ini kadang-kadang ada yang diadu sehingga memerlukan kayu yang kuat. Di Kalimantan biasanya memakai kayu ulin atau kayu besi yang keras.
Pameran ini selain memajang duplikat gasing-gasing dari berbagai daerah juga memamerkan gasing-gasing senirupa karya para perupa di Yogyakarta yang mengekspos masalah sosial politik yang baru hangat terjadi, yaitu tentang pemilu 2009. Para perupa tersebut antara lain Anggar Prasetyo, Laksmi Shitaresmi, Septa Miyosa, Nasirun, Lulus Santosa, Heripe, Hery Sudiono, Purwanto, Yuswantoro Adi, Melodia, Endang Lestari, Erica, Bambang Herras, Putu Sutawijaya, Koniherawati, Samuel Indratma, Hermanu, Adi Gunawan, Umar Ali, Suharyatmo, Felix S, Yayas, Nawank Katana, Pramono Pinunggul, dan Khusna Hardiyanto.